Kamis, 22 Desember 2011

Diare Akut pada Bayi dan Anak

Diare Akut pada Bayi dan Anak 

Kejadian diare pada bayi dan anak merupakan salah satu kasus yang sering terjadi, selain infeksi saluran pernafasan bagian atas. Kasus diare pula yang sering mendorong para orangtua untuk membawa anaknya ke dokter. Di negara tropis, kasus diare sering berhubungan dengan pola makan dan lingkungan. Sering kali kasus diare akut ini menyebabkan terjadinya wabah sehingga perlu penanganan sedini mungkin. 
DIARE menurut WHO didifinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya -- lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Mekanisme diare, ada yang bersifat sekretorik dan ada yang bersifat osmotik. Pada umumnya, diare akut disebabkan oleh infeksi virus (40-60%). Hanya 10% disebabkan infeksi bakteri.
Diare karena infeksi virus (rotavirus, norwalk virus) sering mengenai anak dibawah dua tahun yang kadang-kadang menyebabkan diare yang berat. Diare karena infeksi bakteri shigella dapat menyebabkan disentri dengan tinja yang keluar sedikit-sedikit bercampur dengan darah dan lendir. Diare karena infeksi kuman cholera sering menimbulkan diare yang berat dengan keluarnya tinja seperti air cucian beras. 
Penilaian berat ringannya diare menurut WHO dapat dibagi tiga yaitu diare akut tanpa dihindrasi, diare akut dengan dehidrasi ringan/sedang dan diare akut dengan dehidrasi berat. Pemberian oralit merupakan tindakan awal yang sangat berguna untuk mengembalikan cairan dan elektrolit yang hilang dan mencegah timbulnya dehidrasi pada bayi dan anak. Pada anak umur kurang dari dua tahun dapat diberikan 50-100 ml oralit (1/4-12) gelas) setiap buang air besar, umur 2-5 tahun : 100-200 ml (12-1 gelas), anak yang lebih besar diberikan minuman sebanyak mungkin. Masalah yang muncul kadang-kadang selain diare juga disertai dengan keluhan muntah-muntah sehingga menyulitkan pemberian oralit. Pemberian antimuntah sebelum pemberian oralit dapat membantu mengurangi masalah tersebut. Pemberian ASI atau makanan lain -- yang mudah dicerna, rendah serat, dan tidak merangsang -- dapat tetap dilanjutkan. Pemberian antibiotika hanya pada kasus-kasus yang dicurigai atau dengan pemeriksaan laboratorium terdapat adanya infeksi bakteri. Pemberian antidiare tidak dianjurkan untuk diberikan. 
Penyulit yang timbul pada kasus diare akut ini antara lain: hiponatremia, hipernatremia, demam, ileus paralitik (perut kembung dan nyeri), kejang, malabsorsi glukosa/laktosa, gagal ginjal, sampai asidosis metabolik. 
Pencegahan
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah aspek pencegahan timbulnya diare akut ini. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain : pemberian ASI saja pada bayi umur 4-6 bulan, menghindari penggunaan susu botol, memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI (untuk mengurangi berkembangbiaknya bakteri), penggunaan air bersih untuk minum, mencuci tangan (sesudah buang air besar dan membuang tinja bayi, sebelum menyiapkan makanan), membuang tinja termasuk tinja bayi secara benar dan meningkatkan daya tahan tubuh (memperbaiki nilai gizi, imunisasi campak). 
* dr. i putu kurniyanta 
MENCEGAH TIMBULNYA DIARE AKUT
* Beri ASI pada bayi umur 4-6 bulan.
* Hindari penggunaan susu botol.
* Siapkan/simpan makanan pendamping ASI dengan baik.
* Gunakan air bersih untuk minum.
* Cuci tangan sesudah melakukan berbagai kegiatan.
* Buang tinja (termasuk tinja bayi) secara benar.
* Tingkatkan daya tahan tubuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket